Hero section image background

Evaluasi Program Desa Digital Perikanan: Solusi Teknologi untuk Meningkatkan Produktivitas di Kampung Nila, Ciamis

Kamis, 26 September 2024

Berita Dari Desa

161

Postingan ini dilihat

6

Postingan ini dibagikan

Poster post Evaluasi Program Desa Digital Perikanan: Solusi Teknologi untuk Meningkatkan Produktivitas di Kampung Nila, Ciamis

CIAMIS - Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Layanan Digital, Data dan Informasi Geospasial (Jabar Digital Service), melaksanakan kunjungan lapangan untuk kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program Desa Digital Perikanan Level 4. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 3 hingga 4 September 2024, bertempat di Kampung Nila, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk memantau implementasi program Desa Digital yang bertujuan mengembangkan potensi desa-desa di Jawa Barat, khususnya dalam sektor perikanan, guna meningkatkan Indeks Desa Membangun (IDM). Program Desa Digital Perikanan Level 4 merupakan salah satu inovasi unggulan yang memperkenalkan teknologi modern untuk mendukung peningkatan produktivitas perikanan melalui penggunaan alat dan aplikasi berbasis teknologi, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi smartfeeder yang memungkinkan otomatisasi dalam pemberian pakan ikan.

Dalam kunjungan tersebut, dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap tiga penerima manfaat yang menggunakan alat smart feeder dalam budidaya ikan nila. Tujuan utama dari program ini adalah untuk membantu para petani ikan dalam meningkatkan produksi melalui teknologi, sekaligus mengurangi biaya operasional, terutama terkait tenaga kerja.

Iim Gala Permana, salah satu pembudidaya ikan nila, mengungkapkan bahwa dia sudah terbiasa menggunakan alat dari program eFishery sebelum bergabung dengan Program Desa Digital. Penggunaan aplikasi dan alat smart feeder memerlukan waktu satu minggu untuk beradaptasi. Meskipun ada pengurangan tenaga kerja karena otomatisasi pemberian pakan, Iim mencatat beberapa kendala teknis, seperti keluarnya pakan secara berlebihan dan kerak pakan yang menempel saat hujan. Kendati demikian, dia mencatat adanya peningkatan produksi dengan rata-rata panen mencapai 5 kuintal per siklus. Iim berharap ke depan program ini dilengkapi dengan pendampingan, percontohan, dan dukungan pembiayaan, serta fitur pemantauan alat melalui CCTV.

Maman Lukmanulhakim, menyatakan bahwa alat dan aplikasi smart feeder relatif mudah digunakan, meskipun membutuhkan waktu satu bulan untuk benar-benar mahir. Dengan adanya alat ini, efisiensi dalam proses pemberian pakan meningkat. Kendala yang dihadapi terutama terkait gangguan listrik dan internet. Namun, secara keseluruhan, produksi ikan tetap berkualitas dengan rata-rata panen mencapai 1 kuintal. Maman berharap masyarakat mendapatkan pembinaan yang lebih lengkap sebelum penggunaan alat, dan alat tersebut dapat dimiliki secara permanen oleh penerima manfaat.

Arif Ramdhani merasa penggunaan alat smart feeder sangat membantu dalam budidaya ikan nila. Dengan pelatihan yang sudah diberikan, dia dapat beradaptasi dalam waktu satu minggu. Salah satu fitur yang sangat bermanfaat adalah penjadwalan pemberian pakan yang dapat dikendalikan jarak jauh. Produksi ikannya meningkat hingga tiga kali lipat dengan kualitas ikan yang lebih merata. Dia berharap agar alat smart feeder bisa menggunakan energi alternatif seperti panel surya untuk mengatasi kendala listrik, serta adanya upaya promosi hasil produksi di wilayah Jawa Barat.

Secara keseluruhan, kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program Desa Digital Perikanan Level 4 ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi digital dalam sektor perikanan telah memberikan dampak positif dalam hal peningkatan produksi, efisiensi biaya, serta kualitas hasil budidaya. Diharapkan, program ini dapat terus dikembangkan dengan inovasi-inovasi yang mendukung keberlanjutan dan kemandirian desa-desa di Jawa Barat.

Penulis: Nici Azhari

Tags

  • desadigital
  • ciamis
  • kawali
  • perikanan
  • digitalisasi